LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Kacang Merah
NAMA KELOMPOK (XII MIPA 6) :
Adiba Ayu Azzahra
Miftahul Jannah Syafar
Qhatrunada
MAN 2 KOTA MAKASSAR
T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik maupun saran yang dapat membangun.
Makassar, 25 Oktober 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Kegiatan 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Hipotesis 4
1.4. Metode Penelitian 4
1.5. Variabel Penelitian 4
1.6. Alat dan Bahan 4
1.7. Langkah Kerja 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori _________________________________________ 7
2.2. Definisi Perkecambahan__________________________________ 7
BAB III H ASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan 9
3.2. Pembahasan 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan |
11
|
3.2. Saran |
11
|
LAMPIRAN |
12
|
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Kegiatan
Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah cahaya memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
merah?
b. Bagaimana perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang dan gelap?
1.3. Hipotesis
a. Ada pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah.
b. Tanaman kacang merah yang terpapar cahaya (ditempat terang) tumbuh dan berkembang lebih lambat daripada tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi dapat berkembang lebih baik daripada tanaman yang di letakkan di tempat gelap.
1.4. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimental.
1.5. Variabel Penelitian
a. | Variabel Bebas | : Cahaya Matahari |
b. | Variabel Terikat | : Morfologi kacang merah |
c. | Variabel Kontrol | : Wadah, tanah, biji kacang merah, dan penyiraman. |
1.6. Alat dan Bahan
a. 20 biji kacang merah b. 2 buah pot bunga
c. 2 buah
d. Tanah
e. Air
f. Mistar
1.7. Langka Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Merendam biji kacang merah dengan air bersih + 5 jam, kemudian pilih kacang yang memiliki kualitas baik (tenggelam saat di rendam) untuk dijadikan bibit.
c. Menyiapkan 2 buah pot dan memberi label “terang” untuk pot pertama dan
label “gelap” untuk pot kedua.
d. Memasukkan tanah kedalam setiap pot.
e. Menanam biji kacang merah ke dalam kedalam setiap pot (masing-masing
biji).
f. Menyiram biji tersebut dengan air secukupnya.
g. Meletakan pot berlabel “terang” pada tempat yang terang dan pot berlabel
“gelap” ditempat yang gelap.
h. Mengamati dan mencatat pertumbuhan serta perkembangan tanaman setiap
hari selama 10 hari pada waktu yang sama setiap harinya.
2.1 Landasan Teori
Taksonomi tanaman
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
2.2. Definisi Perkecambahan
Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada beberapa biji, kotiledon/hipokotil) memanjang atau muncul melewati kulit biji (Bewley dan Black, 1982, 1984; Mayer, 1974 dalam Salisbury 1992).
Biji dapat tetap viabel (hidup), tapi tak mampu berkecambah atau tumbuh karena beberapa alasan : kondisi luar atau kondisi dalam. Situasi dalam yang mudah dipahami adalah embrio yang belum mencapai kematangan morfologi untuk mampu berkecambah (misalnya, pada beberapa anggota Orchidaceae, Orobanchaceae, atau genus Ranuncullus). Hanya waktulah yang memungkinkan kematangan ini berkembang. Perkecambahan biji tumbuhan budidaya mungkin hanya terhambat oleh kurangnya kelembapan atau suhu hangat. (Salisbury,1992)
Untuk membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih menggunakan dua istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya karena kondisi luarnya tidak sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu dingin); dan dormansi, yaitu kondisi biji gagal berkecambah karena kondisi dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai (Salisbury, 1992)
Sementara biji berkembang, maka generasi baru,dalam bentuk janin mulai berkembang di dalamnya. Permulaan ini hanya terbatas, karena pertumbuhan embrio segera terhenti. Biji itu kemudian dipisahkan dari tanaman tertua dan mulailah penyebarannya. Pada akhirnya berlangsung perkecambahan, biasanya setelah biji itu matang. Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin, dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji.
Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah “ the resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang berarti aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam perkembangan dari biji menjadi tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik secara sengaja ataupun secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan. Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air untuk melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah atau mungkin menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah dan mendapatkan cahaya.(Tjitrosomo, dkk, 1983).
3.1. Hasil Pengamatan
Keterangan :
T: Pot yang di letakkan di tempat terang (terpapar sinar matahari)
G: Pot yang di letakkan di tempat gelap
Rr: Rata-rata
Tabel 2. Perkembangan Tanaman Kacang merah
Keterangan :
T : Muncul tunas
DH : Muncul daun berwarna hijau DK : Muncul daun berwarna kuning L : Daun semakin lebar
3.2. Pembahasan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis, pembesaran sel, atau keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan hasil bahwa pertumbuhan kacang merah pada pot 1 yang di letakkan di tempat terang mengalami peningkatan pertumbuhan secara perlahan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata tinggi tumbuhan kacang merah yang semakin meningkat setiap harinya (0, 0.2, 0.3, 0.41, 0.83, 2.1, 5.1). Selain itu, semua biji juga dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya daun yang berwarna hijau segar dan semakin lebar setiap harinya.
Sedangkan, pertumbuhan kacang merah pada pot 2 yang di letakkan di tempat gelap mengalami peningkatan pertumbuhan yang jauh lebih cepat daripada tumbuhan pot A. Pertumbuhan sudah mulai terlihat sejak hari pertama. Tetapi, dari kelima biji yang ditanam terdapat 1 biji yang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Sehingga, biji tersebut memiliki tinggi yang jauh tertinggal dari keempat biji lainnya.
Seluruh biji yang ditanam pada pot 2 juga dapat berkembang, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya tunas dan daun pada biji kacang merah. Tetapi, daun yang awalnya muncul berwarna hijau pada hari kedua berubah menjadi layu dan berwarna kekuningan sejak hari ketiga. Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat kurangnya paparan cahaya matahari sehingga menyebabkan aktifitas fotosintesis yang diperankan oleh klorofil daun tidak dapat berlangsung secara sempurna.
Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan), sehingga kecepatan pertumbuhan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang lebih lambat dari pada tanaman kacang merah yang di letakkan di tempat gelap. Pertumbuhan yang berlangsung cepat ketika berada di tempat gelap disebut etiolasi. Namun, meski tumbuh jauh lambat, tumbuhan yang di letakkan di tempat terang (terpapar cahaya matahari) memiliki batang dan daun yang jauh lebih segar daripada tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap
d. Tanah
e. Air
f. Mistar
1.7. Langka Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Merendam biji kacang merah dengan air bersih + 5 jam, kemudian pilih kacang yang memiliki kualitas baik (tenggelam saat di rendam) untuk dijadikan bibit.
c. Menyiapkan 2 buah pot dan memberi label “terang” untuk pot pertama dan
label “gelap” untuk pot kedua.
d. Memasukkan tanah kedalam setiap pot.
e. Menanam biji kacang merah ke dalam kedalam setiap pot (masing-masing
biji).
f. Menyiram biji tersebut dengan air secukupnya.
g. Meletakan pot berlabel “terang” pada tempat yang terang dan pot berlabel
“gelap” ditempat yang gelap.
h. Mengamati dan mencatat pertumbuhan serta perkembangan tanaman setiap
hari selama 10 hari pada waktu yang sama setiap harinya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
2.2. Definisi Perkecambahan
Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada beberapa biji, kotiledon/hipokotil) memanjang atau muncul melewati kulit biji (Bewley dan Black, 1982, 1984; Mayer, 1974 dalam Salisbury 1992).
Biji dapat tetap viabel (hidup), tapi tak mampu berkecambah atau tumbuh karena beberapa alasan : kondisi luar atau kondisi dalam. Situasi dalam yang mudah dipahami adalah embrio yang belum mencapai kematangan morfologi untuk mampu berkecambah (misalnya, pada beberapa anggota Orchidaceae, Orobanchaceae, atau genus Ranuncullus). Hanya waktulah yang memungkinkan kematangan ini berkembang. Perkecambahan biji tumbuhan budidaya mungkin hanya terhambat oleh kurangnya kelembapan atau suhu hangat. (Salisbury,1992)
Untuk membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih menggunakan dua istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya karena kondisi luarnya tidak sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu dingin); dan dormansi, yaitu kondisi biji gagal berkecambah karena kondisi dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai (Salisbury, 1992)
Sementara biji berkembang, maka generasi baru,dalam bentuk janin mulai berkembang di dalamnya. Permulaan ini hanya terbatas, karena pertumbuhan embrio segera terhenti. Biji itu kemudian dipisahkan dari tanaman tertua dan mulailah penyebarannya. Pada akhirnya berlangsung perkecambahan, biasanya setelah biji itu matang. Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin, dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji.
Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah “ the resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang berarti aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam perkembangan dari biji menjadi tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik secara sengaja ataupun secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan. Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air untuk melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah atau mungkin menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah dan mendapatkan cahaya.(Tjitrosomo, dkk, 1983).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah
Hari ke-/ tinggi tanaman (cm)
Biji
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|||||||
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
|
1
|
-
|
1,5
|
0,3
|
2
|
0,4
|
5
|
0,5
|
8
|
1
|
13
|
2,5
|
16,5
|
6
|
20
|
2
|
-
|
2
|
0,1
|
3
|
0,2
|
6,5
|
0,3
|
8,5
|
0,75
|
4
|
1
|
18
|
3
|
22
|
3
|
-
|
0,2
|
-
|
0,5
|
0,3
|
0,66
|
0,35
|
0,75
|
0,6
|
1
|
1,5
|
1,25
|
4
|
1,5
|
4
|
-
|
1,5
|
0,2
|
3,5
|
0,3
|
7
|
0,5
|
9,5
|
1
|
20
|
3
|
25
|
7,5
|
28
|
5
|
-
|
2,5
|
0,2
|
4
|
0,3
|
10,5
|
0,4
|
14
|
0,8
|
21
|
2,5
|
27
|
5
|
31
|
Rr
|
0
|
1,54
|
0,2
|
2,6
|
0,3
|
5,9
|
0,41
|
8,15
|
0,83
|
13,8
|
2,1
|
17,6
|
5,1
|
20,5
|
T: Pot yang di letakkan di tempat terang (terpapar sinar matahari)
G: Pot yang di letakkan di tempat gelap
Rr: Rata-rata
Tabel 2. Perkembangan Tanaman Kacang merah
Hari ke-
Biji
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|||||||
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
T
|
G
|
|
1
|
- | T | T | DH | T | DK | DH | DK | DH,L | DK | DH,L | DK | DH,L | DK |
2
|
- | T | T | DH | T | DK | DH | DK | DH,L | DK | DH,L | DK | DH,L | DK |
3
|
- | - | - | T | T | DH | T | DK | DH,L | DK | DH,L | DK | DH,L | DK |
4
|
- | T | T | DH | T | DK | DH | DK | DH,L | DK | DH,L | DK | DH,L | DK |
5
|
- | T | T | DH | T | DK | DH | DK | DH,L | DK | DH,L | DK | DH,L | DK |
T : Muncul tunas
DH : Muncul daun berwarna hijau DK : Muncul daun berwarna kuning L : Daun semakin lebar
3.2. Pembahasan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis, pembesaran sel, atau keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan hasil bahwa pertumbuhan kacang merah pada pot 1 yang di letakkan di tempat terang mengalami peningkatan pertumbuhan secara perlahan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata tinggi tumbuhan kacang merah yang semakin meningkat setiap harinya (0, 0.2, 0.3, 0.41, 0.83, 2.1, 5.1). Selain itu, semua biji juga dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya daun yang berwarna hijau segar dan semakin lebar setiap harinya.
Sedangkan, pertumbuhan kacang merah pada pot 2 yang di letakkan di tempat gelap mengalami peningkatan pertumbuhan yang jauh lebih cepat daripada tumbuhan pot A. Pertumbuhan sudah mulai terlihat sejak hari pertama. Tetapi, dari kelima biji yang ditanam terdapat 1 biji yang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Sehingga, biji tersebut memiliki tinggi yang jauh tertinggal dari keempat biji lainnya.
Seluruh biji yang ditanam pada pot 2 juga dapat berkembang, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya tunas dan daun pada biji kacang merah. Tetapi, daun yang awalnya muncul berwarna hijau pada hari kedua berubah menjadi layu dan berwarna kekuningan sejak hari ketiga. Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat kurangnya paparan cahaya matahari sehingga menyebabkan aktifitas fotosintesis yang diperankan oleh klorofil daun tidak dapat berlangsung secara sempurna.
Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan), sehingga kecepatan pertumbuhan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang lebih lambat dari pada tanaman kacang merah yang di letakkan di tempat gelap. Pertumbuhan yang berlangsung cepat ketika berada di tempat gelap disebut etiolasi. Namun, meski tumbuh jauh lambat, tumbuhan yang di letakkan di tempat terang (terpapar cahaya matahari) memiliki batang dan daun yang jauh lebih segar daripada tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap
BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
Berdasarkan data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
b. Tanaman yang diletakkan di tempat gelap engalami etiolasi karena tidak ada cahaya yang dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan) pada ujung tanaman. Tetapi, tanaman menjadi kurang sehat (batang dan daun terlihat layu/kekuningan).
c. Cahaya menghambat pertumbuhan pada tanaman kacang merah karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Tetapi cahaya dapat membantu proses perkembangan dengan lebih baik karena daun dapat melakukan fotosintesis secara maksimal.
4.2. Saran
Bagi pembaca yang ingin melakukan percobaan serupa diharapkan terlebih dahulu memahami teori-teori yang dibutuhkan untuk pengambilan data. Sehingga hal-hal yang mungkin menjadi faktor perancu dapat diminimalisir.
*MAAF YA KALO WORDS NYA BERANTAKAN