Jumat, 08 November 2019

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah





LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Kacang Merah



NAMA KELOMPOK (XII MIPA 6) :

Adiba Ayu Azzahra
Miftahul Jannah Syafar
Qhatrunada

MAN 2 KOTA MAKASSAR
T.A 2019-2020





KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan praktikum ini dengan baik dan benar serta tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses jalannya penelitian.
     Dalam makalah ini penulis bermaksud untuk membahas pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah. Laporan dibuat berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan.
 Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik maupun saran yang dapat membangun.




 Makassar, 25 Oktober 2019






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Kegiatan 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Hipotesis 4
1.4. Metode Penelitian 4
1.5. Variabel Penelitian 4
1.6. Alat dan Bahan 4
1.7. Langkah Kerja 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori _________________________________________ 7
2.2. Definisi Perkecambahan__________________________________ 7
BAB III H ASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan 9
3.2. Pembahasan 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
11
3.2. Saran
11
LAMPIRAN
12





BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Kegiatan
 Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah.

1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah cahaya memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
            merah?
 b. Bagaimana perbedaan pertumbuhan dan perkembangan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang dan gelap?

1.3. Hipotesis
a. Ada pengaruh cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah.   
b. Tanaman kacang merah yang terpapar cahaya (ditempat terang) tumbuh dan berkembang lebih lambat daripada tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi dapat berkembang lebih baik daripada tanaman yang di letakkan di tempat gelap.

1.4. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimental.

1.5. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : Cahaya Matahari
b. Variabel Terikat : Morfologi kacang merah
c. Variabel Kontrol : Wadah, tanah, biji kacang merah, dan penyiraman.

1.6. Alat dan Bahan
a. 20 biji kacang merah b. 2 buah pot bunga
c. 2 buah
d. Tanah
e. Air
f. Mistar

1.7. Langka Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Merendam biji kacang merah dengan air bersih + 5 jam, kemudian pilih kacang yang memiliki kualitas baik (tenggelam saat di rendam) untuk dijadikan bibit.
c. Menyiapkan 2 buah pot dan memberi label “terang” untuk pot pertama dan
label “gelap” untuk pot kedua.
d. Memasukkan tanah kedalam setiap pot.
e. Menanam biji kacang merah ke dalam kedalam setiap pot (masing-masing
biji).
f. Menyiram biji tersebut dengan air secukupnya.
g. Meletakan pot berlabel “terang” pada tempat yang terang dan pot berlabel
“gelap” ditempat yang gelap.
h. Mengamati dan mencatat pertumbuhan serta perkembangan tanaman setiap
hari selama 10 hari pada waktu yang sama setiap harinya.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori Taksonomi tanaman
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.

2.2. Definisi Perkecambahan
Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada beberapa biji, kotiledon/hipokotil) memanjang atau muncul melewati kulit biji (Bewley dan Black, 1982, 1984; Mayer, 1974 dalam Salisbury 1992).
Biji dapat tetap viabel (hidup), tapi tak mampu berkecambah atau tumbuh karena beberapa alasan : kondisi luar atau kondisi dalam. Situasi dalam yang mudah dipahami adalah embrio yang belum mencapai kematangan morfologi untuk mampu berkecambah (misalnya, pada beberapa anggota Orchidaceae, Orobanchaceae, atau genus Ranuncullus). Hanya waktulah yang memungkinkan kematangan ini berkembang. Perkecambahan biji tumbuhan budidaya mungkin hanya terhambat oleh kurangnya kelembapan atau suhu hangat. (Salisbury,1992)
Untuk membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih menggunakan dua istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya karena kondisi luarnya tidak sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu dingin); dan dormansi, yaitu kondisi biji gagal berkecambah karena kondisi dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai (Salisbury, 1992)
Sementara biji berkembang, maka generasi baru,dalam bentuk janin mulai berkembang di dalamnya. Permulaan ini hanya terbatas, karena pertumbuhan embrio segera terhenti. Biji itu kemudian dipisahkan dari tanaman tertua dan mulailah penyebarannya. Pada akhirnya berlangsung perkecambahan, biasanya setelah biji itu matang. Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin, dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji.
Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah “ the resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang berarti aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam perkembangan dari biji menjadi tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan adalah saat-saat genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah, baik secara sengaja ataupun secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam perkecambahan. Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air untuk melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah atau mungkin menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah dan mendapatkan cahaya.(Tjitrosomo, dkk, 1983).







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah
Hari ke-/ tinggi tanaman (cm)

Biji
1
2
3
4
5
6
7
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
1
-
1,5
0,3
2
0,4
5
0,5
8
1
13
2,5
16,5
6
20
2
-
2
0,1
3
0,2
6,5
0,3
8,5
0,75
4
1
18
3
22
3
-
0,2
-
0,5
0,3
0,66
0,35
0,75
0,6
1
1,5
1,25
4
1,5
4
-
1,5
0,2
3,5
0,3
7
0,5
9,5
1
20
3
25
7,5
28
5
-
2,5
0,2
4
0,3
10,5
0,4
14
0,8
21
2,5
27
5
31
Rr
0
1,54
0,2
2,6
0,3
5,9
0,41
8,15
0,83
13,8
2,1
17,6
5,1
20,5
Keterangan :
T: Pot yang di letakkan di tempat terang (terpapar sinar matahari)
G: Pot yang di letakkan di tempat gelap
Rr: Rata-rata


                               Tabel 2. Perkembangan Tanaman Kacang merah
Hari ke-

Biji
1
2
3
4
5
6
7
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
T
G
1
- T T DH T DK DH DK DH,L DK DH,L DK DH,L DK
2
- T T DH T DK DH DK DH,L DK DH,L DK DH,L DK
3
- - - T T DH T DK DH,L DK DH,L DK DH,L DK
4
- T T DH T DK DH DK DH,L DK DH,L DK DH,L DK
5
- T T DH T DK DH DK DH,L DK DH,L DK DH,L DK
Keterangan :
T : Muncul tunas
DH : Muncul daun berwarna hijau DK : Muncul daun berwarna kuning L : Daun semakin lebar


3.2. Pembahasan
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis, pembesaran sel, atau keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan, perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Berdasarkan pengamatan tersebut, didapatkan hasil bahwa pertumbuhan kacang merah pada pot 1 yang di letakkan di tempat terang mengalami peningkatan pertumbuhan secara perlahan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata tinggi tumbuhan kacang merah yang semakin meningkat setiap harinya (0, 0.2, 0.3, 0.41, 0.83, 2.1, 5.1). Selain itu, semua biji juga dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya daun yang berwarna hijau segar dan semakin lebar setiap harinya.
Sedangkan, pertumbuhan kacang merah pada pot 2 yang di letakkan di tempat gelap mengalami peningkatan pertumbuhan yang jauh lebih cepat daripada tumbuhan pot A. Pertumbuhan sudah mulai terlihat sejak hari pertama. Tetapi, dari kelima biji yang ditanam terdapat 1 biji yang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Sehingga, biji tersebut memiliki tinggi yang jauh tertinggal dari keempat biji lainnya.
Seluruh biji yang ditanam pada pot 2 juga dapat berkembang, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya tunas dan daun pada biji kacang merah. Tetapi, daun yang awalnya muncul berwarna hijau pada hari kedua berubah menjadi layu dan berwarna kekuningan sejak hari ketiga. Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat kurangnya paparan cahaya matahari sehingga menyebabkan aktifitas fotosintesis yang diperankan oleh klorofil daun tidak dapat berlangsung secara sempurna.
Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan), sehingga kecepatan pertumbuhan tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat terang lebih lambat dari pada tanaman kacang merah yang di letakkan di tempat gelap. Pertumbuhan yang berlangsung cepat ketika berada di tempat gelap disebut etiolasi. Namun, meski tumbuh jauh lambat, tumbuhan yang di letakkan di tempat terang (terpapar cahaya matahari) memiliki batang dan daun yang jauh lebih segar daripada tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap




BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang merah.
b. Tanaman yang diletakkan di tempat gelap engalami etiolasi karena tidak ada cahaya yang dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan) pada ujung tanaman. Tetapi, tanaman menjadi kurang sehat (batang dan daun terlihat layu/kekuningan).
c. Cahaya menghambat pertumbuhan pada tanaman kacang merah karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Tetapi cahaya dapat membantu proses perkembangan dengan lebih baik karena daun dapat melakukan fotosintesis secara maksimal.


4.2. Saran
Bagi pembaca yang ingin melakukan percobaan serupa diharapkan terlebih dahulu memahami teori-teori yang dibutuhkan untuk pengambilan data. Sehingga hal-hal yang mungkin menjadi faktor perancu dapat diminimalisir.


*MAAF YA KALO WORDS NYA BERANTAKAN

Rabu, 08 Mei 2019

makalah kesehatan lingkungan (tugas bindo)






MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN




Disusun oleh :
Miftahul Jannah Syafar
0021958579

KELAS XI MIPA 6
MAN 2 KOTA MAKASSAR
T.A 2018-2019


KATA PENGANTAR



Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “KESEHATAN LINGKUNGAN”
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki, oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua sumber-sumber yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas amal kebaikannya. Amin.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri khususnya dan bagi pembaca umumnya.


28 Februari 2019, Makassar



                                                                                      
                                                                                           Penulis









      

DAFTAR ISI



    K. Upaya Meningkatkan Kesehatan Lingkungan.....................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11



BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang


Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan. 

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kesehatan?
2.      Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan?
3.      Apa pengertian kesehatan lingkungan menurut para ahli?
4.      Apa saja syarat-syarat lingkungan yang sehat?
5.      Bagaimana cara memelihara kesehatan lingkungan?
6.      Apa tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan?
7.      Apa ruang lingkup kesehatan lingkungan?
8.      Apa saja masalah-masalah lingkungan kesehatan masyarakat?
9.      Penyakit apa yang ditimbulkan jika lingkungan tidak sehat?
10.  Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan masyarakat?
11.  Bagaimana upaya meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.      Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan
2.      Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan lingkungan
3.      Untuk menegetahui penadapat para ahli tentang kesehatan lingkungan
4.      Untuk mengetahui syarat-syarat lingkungan sehat
5.      Untuk mengetahui cara pemeliharaan kesehatan lingkungan
6.      Untuk mengetahui tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan
7.      Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan lingkungan
8.      Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan kesehatan
9.      Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat
10.  Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan
11.  Untuk mengetahui upaya meningkatkan kesehatan lingkungan


























BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Kesehatan


a.    Menurut WHO
“Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”
b.    Menurut UU No 23 / 1992 ttg Kesehatan
“Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”
c.    Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
a)      Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b)      Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c)      Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
d.   Sehat Menurut Depkes RI
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
      Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
      Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal  (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya. Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping Bauman (1965).


B.     Pengertian kesehatan lingkungan


Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan antara lingkungan dan manusia, ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.
Ilmu Kesehatan Lingkungan mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan komponen lingkungan hidup yang menimbulkan ancaman/berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat umum.

C.    Pengertian kesehatan lingkungan menurut para ahli

·           Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari ilmukesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina & meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
·           Lalu menurut, H.J. Mukono – Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
·           Sedangkan menurut, WHO (World Health Organization) – Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
·           Dan menurut, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) – Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia

D. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.

2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).

3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

E.   Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong.

F. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


·      Mengurangi Pemanasan Global Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

·      Menjaga Kebersihan LingkunganDengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
a.       Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik :
a.       Daun-daun tumbuhan
b.      Ranting-ranting tumbuhan
c.       Akar-akar tumbuhan
b.      Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah
tersebut dan lalu menguburnya.


G.    Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

a.       Menurut WHO

a.       Penyediaan Air Minum
b.      Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
c.       Pembuangan Sampah Padat
d.      Pengendalian Vektor
e.       Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f.       Higiene makanan, termasuk higiene susu
g.      Pengendalian pencemaran udara
h.      Pengendalian radiasi
i.        Kesehatan kerja
j.        Pengendalian kebisingan
k.      Perumahan dan pemukiman
l.        Aspek kesling dan transportasi udara
m.    Perencanaan daerah dan perkotaan
n.      Pencegahan kecelakaan
o.      Rekreasi umum dan pariwisata
p.      Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
q.      Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

b.      Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1.    Penyehatan Air dan Udara
2.    Pengamanan Limbah padat/sampah
3.    Pengamanan Limbah cair
4.    Pengamanan limbah gas

H.     Masalah – Masalah Lingkungan Kesehatan Masyarakat

1.      Urbanisasi Penduduk
Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti munculnya permukiman kumuh dimana-mana.
2.      Tempat Pembuangan Sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah, dan air selain lahannya juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agens dan vektor penyakit menular.

3.      Penyediaan Sarana Air Bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul di mana-mana.

4.      Pencemaran Udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.

5.      Pembuangan Limbah Industri dan Rumah Tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila di-gunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi.

6.      Bencana Alam/Pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan.

7.      Perencanaan Tata Kota dan Kebijakan Pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat permukinan, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain.


I.        Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
1.      Kolera
Penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Tifus perut
Penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut menular.
3.      Diare
Penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-cak encer dengan atau tanpa darah dan muntah-muntah.penyakit ini disebabkan oleh kerusakan organik /fungsional saluran cerna.
4.      Leptospitosis
Penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan  yang telah tercemar kemih tikus.
5.      Malaria dan DBD
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk tersebut.
6.      TBC
Penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan pertukaran udara yang buruk.
7.      Cacar
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi  cacar timbul apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian penderita.
8.      Influenza
Penyakit yang penularannya disebabkan oleh udara masyarakat

J. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Kesehatan Masyarakat

1. Faktor Lingkungan
a)      Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalah masalah kesehatan).
b)      Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Faktor Perilaku dan Gaya Hidup Masyarakat Indonesia
a)      Masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan membahayakan kesehatan mereka.
b)      Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.
3. Faktor Sosial Ekonomi
a)      Tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.
b)      Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehatbelum merata ke sebagian penduduk Indonesia.
c)      Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan memprihatinkan.
4. Faktor Pelayanan Kesehatan
a)      Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi di indonsia yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal dan belum merata.
b)      Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.
c)      Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.

K. Upaya Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Masyarakat

1.  Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000 (1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991) para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi sehat. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a.       Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang semula disebabkan oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan kecelakaan.
b.      Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke alat/sarana.
c.       Makin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.




2.  Upaya Kesehatan                                            
Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri, maka untuk menyongsong PJP-II program kesehatan yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.
b.      Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
c.       Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
d.      Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
e.       Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
f.       Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
g.      Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h.      Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.
i.        Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
j.        Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
3. Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Thomas Kuha menyatakan bahwa hampir setiap terobosan baru perlu didahului dengan perubahan paradigma untuk merubah kebiasaan dan cara berpikir yang lama.



4. Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma
Perubahan paradigma kesehatan apabila dilaksanakan dapat membawa dampak yang cukup luas. Hal itu disebabkan karena pengorganisasian upaya kesehatan yang ada, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, adalah merupakan wahana dan sarana pendukung dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya penyembuhan penyakit, maka untuk mendukung terselenggaranya paradigma sehat yang berorientasi pada upaya promotif-preventif proaktif, community centered, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat, maka semua wahana tenaga dan sarana yang ada sekarang perlu dilakukan penyesuaian atau bahkan reformasi termasuk reformasi kegiatan dan program di pusat penyuluhan kesehatan.
5. Indikator Kesehatan
WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada empat hal sebagai berikut :
a.       Melihat ada tidaknya kelainan patosiologis pada seseorang
b.      Mengukur kemampuan fisik
c.       Penilaian atas kesehatan sendiri
d.      Indeks massa tubuh
6. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individu.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
8. Kesehatan dan Komitmen Politik
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan sosial ekonomi.

BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan


Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.

 

B. Saran 

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua sumber-sumber yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu mohon maaf sekaligus kami berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca semua. Semoga makalah ini nantinya bermanfaat untuk kita semua.












DAFTAR PUSTAKA


Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C. 2003. Kota dan Lingkungan. United Nation University Pers : Jakarta.
Jasan, Hunter. Pejabat Program Lingkungan. Nautilus Institue for Security and Sustainable Development: California.
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Soeparman, Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Suatu Pengantar EGC: Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK /VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012. Naskah Akademik Pendidikan Kesehatan Masyarakat: Jakarta.
Kartayasapoetra, G.,dkk. 2005. Ilmu Gizi. Rineka Cipta: Jakarta.
Nasution, Siti Khadijah. 2009. Artikel Kesehatan. Fakultas Kesehatan  Masyarakat Universitas Sumatera Utara: Medan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Kesehatan Masyarakat: ilmu dan seni. Rineka Cipta: Jakarta.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan. AndiOffset: Yogyakarta.
World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008.
World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int. Last Update : November 2016.
Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan. Disitasi dari :  http://www.ajago.blogspot.htm. Last Update : Desember 2007
http://www.bps.go.id/tamatan-sekolah-di indonesia-2010
http://www.bps.go.id/jumlah-penduduk-dki jakarta-2010






Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Merah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan   Kacang Merah NAMA KELOMPOK (XII...